Gorontalo – ligo.id – Komisi IV DPRD provinsi Gorontalo fasilitasi kunjungan orang tua dan siswa SMK Negeri 3 Kota Gorontalo yang terlibat tawuran dengan siswa SMK 1 Telaga.
Insiden tawuran yang terjadi tiga minggu yang lalu itu melibatkan 12 siswa dari SMK Negeri 3 Gorontalo.
Anggota Komisi IV Deprov Gorontalo, Espin Tulie menjelaskan, kunjungan tersebut membahas beberapa hal yang harus dilakukan pihak sekolah agar tidak merugikan siswa-siswa tersebut.
“Setelah kami melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP), kami juga menggali informasi terkait tawuran antara SMK Negeri 3 Gorontalo dan SMA 1 Telaga” ujar Espin. Senin (12/9/2022).
“Penyebabnya hanyalah miskomunikasi yang membuat anak-anak tersebut tersulut emosinya. Menurut keterangan hanya masalah peminjaman helm dan tidak tahu bagaimana sehingga terjadi perkelahian tersebut” jelasnya.
Pihak sekolah pun memberikan hukuman kepada anak-anak tersebut, sebab saat siswa tersebut masuk ke SMK Negeri 3 Gorontalo sudah ada pernyataan bahwa tidak akan melakukan kenakalan, tawuran dan pelanggaran.
“Tapi ternyata dilanggar dan yang melanggar aturan tersebut peserta anak didik baru, yang masih kelas X (sepuluh) siswa baru” ungkapnya.
“Tadi dijelaskan bahwa pihak sekolah sudah melakukan rapat bersama Kepsek, guru-guru didalamnya merekomendasi bahwa anak-anak tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah, tapi direkomendasikan untuk pindah. Tapi mereka memilih bertahan dan sudah berjanji di depan kami semua tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut” tutur Espin.
“Kami meminta pada pihak sekolah SMK N 3 Gorontalo untuk memberikan mereka pembinaan baik pembinaan karakter, pembinaan psikologinya mereka, keagamaan dan lain sebagainya. Kami menyarankan kebijakan sekolah itu harus ada” imbuhnya.
“Kami sebagai wakil rakyat dalam hal ini mencarikan solusi agar nantinya pihak sekolah tidak dirugikan dan orang tua siswa juga tidak dirugikan. Karena bagaimanapun anak-anak ini generasi penerus bangsa, kalau kita rekomendasikan mereka untuk pindah sekolah atau harus dikeluarkan dari sekolah maka akan timbul lagi masalah baru” papar politisi PDIP itu.
Kedua pihak sudah berembuk, dan dengan adanya kebijakan dari sekolah, ia berharap secara berangsur-angsur tingkat tawuran antar siswa sudah turun yang diperkuat dengan adanya surat pernyataan.
“Kami meminta dengan persetujuan semuanya untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak ini selama satu semester. Dan kalau mereka tidak merubah prilaku mereka maka kami persilahkan pihak sekolah mengambil tindakan yang semestinya dan itu kami takutkan. Kami ingin anak ini dibina siapa tahu mereka dapat berubah nantinya, harapan kami anak-anak tersebut bisa jadi lebih baik lagi” pungkasnya. #