Gorontalo – ligo.id – Bagi setiap Anggota DPRD menyerap aspirasi masyarakat melalui kegiatan reses merupakan amanah dan tanggung jawab.
Nikma Tahir hadir di tengah masyarakat Desa Kemiri dan Buhu Jaya, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato. Selasa (07/02/2022).
Sejumlah masyarakat hadir dan menyuarakan sejumlah masalah yang cukup memprihatinkan karena ada beberapa rumah warga telah tergenang oleh luapan sungai.
Karena tidak adanya drainase yang membuat air tidak mengalir dan membuat sejumlah rumah warga tergenang.
Nikma Tahir mengungkapkan aspirasi masyarakat ini perlu diperhatikan di anggaran tahun 2023.
Karena dirinya mendapatkan laporan dari masyarakat keluhan mereka kurang lebih hampir 2 tahun belum ada realisasinya.
“Kebetulan saya sama-sama dengan Ayahanda, kami juga sudah berbicara mengenai hal ini, dan Insha Allah akan dianggarkan di tahun ini” kata Nikma.
Dari penjelasan kepala desa setempat, di kaki jembatan itu tepatnya di Desa Kemiri.
Ada jembatan yang menghubungkan antara Desa Kemiri dan Desa Sipayo.
“Ada beberapa rumah itu terancam kena banjir dari luapan air sungai. Sehingganya perlu adanya tanggul” ujarnya.
Menurutnya ancaman besar tersebut sangat ditakuti oleh masyarakat setempat.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pada pertengahan tahun 2022 Ayahanda itu telah datang langsung ke PU provinsi.
Namun pihak PU provinsi hanya mengatakan selangkah lagi akan diselesaikan dan di anggarkan tepat di tahun 2023 ini.
Hingga saat ini Kepala Desa itu belum menemukan informasi, lewat reses ini masyarakat sangat berharap kepada Nikma Tahir.
“Insha Allah melalui reses ini aspirasi kami segera direalisasikan, kami sangat berharap ibu Hadja” ucap masyarakat.
Di tempat yang tidak jauh dari lokasi itu, salah satu masyarakat mengungkapkan bahwa lokasi tersebut tidak memiliki Drainase hingga membuat air tergenang cukup lama hingga membuat rumah salah satu warga rusak.
Mendengar hal itu Nikma mengatakan bahwa sebentar akan ada Sekretariat Dewan, dirinya mengajak masyarakat agar menyampaikan apa yang ingin di bicarakan.
“Begini pak ada jalan di SMA situ tapi belum ada jalan untuk air, seharusnya ada semacam got agar air bisa mengalir” kata warga.
Menurut warga setempat di tempat itu ada tanggul namun tidak ada jalan untuk air.
Sembari menjelaskan Masyarakat juga mengarahkan Nikma untuk meninjau langsung lokasi yang dibicarakan.
Lebih lanjut masyarakat mengatakan bahwa sebenarnya jalan itu akan di jebol untuk di buatkan jalan air.
Nikma menuturkan dirinya juga telah mendengar pernyataan dari mantan Ayahanda dan keluhan masyarakat harus ada drainase namun terkendala dengan lahan masyarakat yang meminta ganti rugi yang cukup besar.
“Sebetulnya sudah ada dari jauh hari, namun terkendala masyarakat meminta ganti rugi lahan” kata Nikma.
“Jadi Insha Allah anggaran sudah mulai keluar, itu saluran sudah mulai bisa anggarkan. Ini sudah masuk dalam catatan saya” tutupnya. #